Saturday, April 4, 2009

Save Our Generation

Save Our Generation

Curahan hati seorang hamba Tuhan

yang peduli akan nasib generasi muda dan masa depan bangsa

Kaum muda sekarang sedang menghadapi pemalsuan standard cinta. Sex dipandang sebagai legitimasi atas kekuatan cinta. Luapan perasaan disamakan dengan cinta. Gairah terhadap lawan jenis juga iartikan sebagai cinta. Simak pernyataan ini, saat berhubungan intim disebut sebagai sedang making love(ml), entah saat berhubungan intim tersebut di dasari cinta atau nafsu sebutannya tetap sama making love. Jadi love identik dengan sex. Pria maupun wanita muda Kristen maupun non Kristen telah banyak terjerumus dalam pemalsuan standard moral ini. Cinta (tanpa kasih) dianggap sebagai sesuatu yang sah untuk melakukan hubungan sex.

Pemalsuan standard moral ini memang paling banyak menjerumuskan kaum muda zaman ini. Hal ini dikarenakan secara biologis memang kaum muda telah dapat dianggap dewasa (dewasa menurut kamus bahasa Indonesia adalah kematangan kelamin), tetapi secara kejiwaan mereka sedang labil. Secara tanggung jawab mereka belum matang. Terkadang emosi mereka meledak-ledak, terkadang muncul kesedihan, terkadang muncul kesepian ditengah keramaian, bahkan terkadang muncul khayalan-khayalan erotis pada remaja pria dan romantis pada remaja wanita.

Kelabilan psikologis ini banyak dimanfaatkan oleh kaum kapitalis dengan mempropagandakan cinta yang salah demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Kaum kapitalis hanya peduli akan keuntungan semata tanpa mempedulikan bahwa dampak semua itu kehancuran generasi muda. Saksikan tayangan-tayangan film, atau sinetron, lihat mode busana dan kebebasan yang diiklankan, bukankah semua itu menunjukkan ketidak pedulian kaum kapitalis penguasa dan pemilik modal terhadap generasi muda? Informasi-informasi menyesatkan yang diberikan itu akan menjerumuskan kaum muda ke dalam lembah hitam dosa, dan kehancuran masa depan.

Televisi dan media masa sebagai kendaraan kapitalis bukankah lebih mementingkan rating iklan siaran dibandingkan materi siaran? Asal digemari, tanpa peduli etika mereka umbar selepas-lepasnya filosofi-filosofi dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan firman Allah, romantisme-romantisme yang menawarkan keindahan semu yang berujung pada petaka. Media berita televisi yang semestinya memberi informasi yang mendidik, sekarang bukan hanya memberi informasi mengenai adanya tindak kejahatan, tetapi mempertontonkan tidak kejahatan. Bukan hanya memberi informasi mengenai bahaya kekerasan tetapi juga mempertontonkan kekerasan, bukan hanya memberi informasi bahaya seks bebas, tetapi juga mempertontonkan seks bebas, bukan hanya memberi informasi mengenai sebuah produk tetapi mempertontonkan konsumerisme, sehingga alih-alih menjadi media yang mendidik, malahan menjadi media yang memberi inspirasi kejahatan dan tindakan yang mengarah pada imoralitas.

Selamatkan sekarang juga generasi ini. Para orang tua dan politikus jangan hanya sibuk dengan masalah ekonomi saja, keadaan sekarang sudah genting, rumah anda sedang terbakar oleh api nilai-nilai yagn jahat, dan anak-anak anda sedang ada di dalamnya. Selamatkan mereka.

No comments: